Minggu, 10 Januari 2010

Tipe-Tipe Autisme yang Perlu Anda Tahu


IVAnews - Seringkali orang menganggap autisme sebuah penyakit. Namun, autisme merupakan gejala keterbatasan gangguan perkembangan, termasuk autisme ringan hingga gangguan mental berat (PDD).

Penderita austisme memiliki kesulitan berkomunikasi dan memahami perkataan dan perasaan orang lain. Akibatnya, penderita sering kesulitan mengekspresikan diri melalui kata, bahasa tubuh, raut wajah dan sentuhan. Anak yang mengidap autisme sangat sensitif terhadap suara, sentuhan, bau, dan pemandangan yang bagi orang lain dianggap normal. Autisme menyerang enam hingga delapan anak setiap 1.000 kelahiran.

Orangtua dapat mendeteksi gejala autisme sejak usia tiga tahun. Beberapa anak menunjukkan tanda-tanda autisme sejak lahir. Sebagian lainnya tumbuh normal dan namun mengalami gejala autisme pada usia 18-36 bulan. Anak laki-laki penderita autisme empat kali lebih banyak daripada anak perempuan. Gejala autisme tidak mengenal suku, etnis, atau kondisi sosial lainnya seperti pendapatan, gaya hidup, atau tingkat pendidikan orang tua.

Berikut beberapa jenis autisme:

* Gangguan autistik

Gejala ini sering diartikan orang saat mendengar kata autisme. Penderitanya memiliki measalah interaksi sosial, berkomunikasi, dan permainan imaginasi pada anak di bawah usia tiga tahun.

* Sindrom Asperger

Anak yang menderita sindrom Asperger memiliki problem bahasa. Penderita sindrom ini cenderung memiliki intelegensi rata-rata atau lebih tinggi. Namun seperti halnya gangguan autistik, penderita kesulitan berinteraksi dan berkomunikasi.

* Gangguan perkembangan menurun (PDD)

Gejala ini disebut juga non tipikal autisme. Penderita memiliki gejala-gejala autisme, namun berbeda dengan jenis autistik lainnya.

* Sindrom Rett

Sindrom ini terjadi hanya pada anak perempuan. Mulanya anak tumbuh normal. Pada usia satu hingga empat tahun, terjadi perubahan pola komunikasi, dengan pengulangan gerakan tangan dan pergantian gerakan tangan.

* Gangguan Disintegrasi Anak

Pada gejala autisme ini, anak tumbuh normal hingga tahun kedua. Selanjutnya anak akan kehilangan sebagian atau semua kemampuan komunikasi dan keterampilan sosialnya.

Para peneliti memperkirakan kombinasi gen dalam keluarga menyebabkan subtipe autisme. Bahan kimia atau obat-obatan yang masuk dalam tubuh ibu selama kehamilan berperan dalam gejala autisme. Dalam beberapa kasus, autisme berkaitan dengan tingkat phenylketonuria (gangguan metabolisme yang disebabkan tidak adanya hormon tertentu), virus rubella, dan penyakit celiac (tidak mampu menoleransi gluten dalam tepung).

Walaupun penyebab autisme belum diketahui pasti, peneliti menilai autisme disebabkan ketidaknormalan bagian otak yang mengintrepretasi bahasa. Ketidakseimbangan kimiawi otak mempengaruhi terjadinya gejala autisme.


Sumber: http://id.news.yahoo.com/viva/20100109/tls-tipe-tipe-autisme-yang-perlu-anda-ta-34dae5e.html

0 komentar:

Posting Komentar