Selasa, 15 Desember 2009

Belajar dari Kesuksesan Steve Jobs


Siapa yang tidak mengenal dengan Steve Jobs, oarang nomor satu di Apple Computer, dan siapa yang menyangka pria gaek ini ngawali kesuksesannya disebuah garasi orang tuanya yang kumuh dan kotor. Saat diundang di acara wisuda Stanford University, Jobs begitu dirinya biasa di panggil, mengungkapkan siapa sejatinya dirinya dahulu.

"Saya merasa bangga di tengah-tengah anda sekarang, yang akan segera lulus dari salah satu universitas terbaik di dunia. Saya tidak pernah selesai kuliah. Sejujurnya, baru saat inilah saya merasakan suasana wisuda," begitu Steve Jobs mengawali pidatonya.

Jobs mengungkapkan drop out (DO) dari Reed College setelah semester pertama karena kekurangan biaya kuliah, yang diterima dari orang tua angkatnya. Kisahnya dimulai dari sebelum ia lahir. Ibu kandungnya adalah mahasiswi belia yang hamil karena "kecelakaan" dan memberikan bayinya kelak kepada seseorang untuk diadopsi. Dia bertekadd bahwa Jobs kecil harus diadopsi oleh keluarga sarjana, namun kenyataan itu tidak sesuai dengan harapan sang ibu. Jobs malah diadopsi oleh orang yang tidak pernah kuliah dan memiliki keterbatasan dalam hal keuangan.

Ketika masuk awal kuliah bagi Steve Jobs tidak terlalu menyenangkan. "Saya tidak punya kamar kos sehingga nebeng tidur di lantai kamar teman-teman saya. Saya mengembalikan botol Coca-Cola agar dapat pengembalian 5 sen untuk membeli makanan. Saya berjalan 7 mil melintasi kota setiap minggu malam untuk mendapat makanan enak di biara Hare Krishna. saya menikmatinya. Dan banyak yang saya temui saat itu karena mengikuti rasa ingin tahu dan intuisi, ternyata kemudian sangat berharga", setelah DO, Jobs muda tidak patah semangat. Ia lalu mengikuti berbagai kursus, termasuk kursus calligraphi yang kemudian memperkenalkannya pada dunia typography, yaitu ilmu dalam memilih dan menata huruf dengan pengaturan penyebarannya pada ruang-ruang yang tersedia, untuk menciptakan kesan tertentu, sehingga dapat menolong pembaca untuk mendapatkan kenyamanan membaaca semaksimal mungkin.

Steve Jobs merasa beruntung karena tahu apa yang dia sukai sejak masih muda. Ia juga bersyukur karena DO, tanpa sengaja ia menemukan keindahan ilmu typography yang artistik juga detail dalam kombinasi jenis huruf. Perkenalan pada bentuk typography itulah yang kelak membawa Jobs menciptakan Mac, komputer pertama dengan typograpy yang indah, yang kelak juga ditiru oleh Windows. Jobs mengatakan, kalau saja ia tidak DO, bisa jadi ia tidak pernah tahu dunia typograpy yang membawa perubahan besar pada personal komputer (PC) masa itu. Apple comapny lalu berkembang dari dua orang menjadi perusahaan 2 milyar dolar dengan 4000 karyawan.

0 komentar:

Posting Komentar